Aku bersorak
kegirangan, membentangkan tanganku dan berteriak: "Mengapa engkau
meninggalkan aku kekasih? Ke mana saja engkauselama ini? Dekatlah
kepadaku dan jangan pernah lari meninggalkan aku sendirian!"
Tetapi dia tidak bergerak. Di wajahnya kulihat tanda-tanda kesedihan
dan kesakitan yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Dengan suara
lembut dan lirih dia berkata: "Aku datang dari kedalaman samudera
untuk melihatmu sekali lagi. Aku ingin melihatmu tersenyum untuk
terakhir kali! Kembalilah ke duniamu dan lupakanlah aku! Ku mohon,
lupakanlah aku!" Kulihat dia menutup wajah cantiknya yang berderaikan
airmata darah. Setelah mengucapkan kata-kataitu, dia menghilang ke
dalam gumpalan kabut yang tiba-tiba datang.
Aku berteriak sekeras-kerasnya dengan hati kalut aku memanggilnya ke
segala arah.
"Aku mencintaimu. Jangan tinggalkan aku!" Aku menatap nanar ke segala
penjuru tetapi yang nampak hanya rintik-rintikhujan, kerlip bintang
yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar rembulan.
Kekasihku, kapan kucuba untuk mendekatimu lewat ucapan sebagai
peribadi yang utuh tetapi engkau selalu menjauhdariku dan sulit
kugapai. Tetapi apapun yang terjadi aku senang bersamamu. kerana
engkau adalah sebuah menara kekuatan! Aku taktahu apa yang harus
kulakukan hari ini tanpa engkau. Walau aku harus mandi dalam kobaran
api, denganmu aku merasa sangat terlindung dan terjaga.
Aku kembali ke tempat peraduanku, jiwaku merintih. Aku seperti berada
di perahu yang ganjil! Perahu yang mudah goyahdisapu ombak dan
badai.
Lalu kulihat jasadku terkapar di tepi pantai. Kulihat sekelompok
gagak
mengelilingiku, menantiku dengan sabar lepasnya roh dari ragaku!
Jiwaku memelas melihat jasad yang tak berdaya di depannya kemudian
dengan perlahan-lahan aku meninggalkannya. Dan kulihat juga di sana,
kulihat kekasihku jiwaku sedang terpasung dan didera darah menitis
dari kaki dan tangannya dan jatuh menimpa bunga-bunga yang ada di
bawahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment