Sunday, June 12, 2011

CERPEN : secerah harapan cinta by fallon

“ Ada kabar baik Fiona sayang “ “ kabar baik apa ma?...”  jawabku. “ dokter bilang ada yang mau mendonorkan matanya untuk kamu” “ yang benar ma, mulia benar orang itu terus siapa orang itu ma?....” “ dia tak mau kamu mengetahui siapa orang itu tapi yang jelas mata itu cocok buat kamu karna dokter sudah memeriksanya” “ mungkin minggu depan kita berangkat ke jepang , papamu sedang mengurus passport dan keperluan lainnya” aku hanya termenung meratapi nasibku yang kian lama terasa menyiksa  batinku . aku memang megalami kebutaan kata dokter buta itu di sebabkan  oleh sarap mata yang kurang berfungsi begitu baik , tapi masih bisa diganti dengan mata orang lain jika ada yang mau mendonorkan.

Pagi itu aku, mama dan papa berangkat kebandara katanya orang yang mau mendonorkan matanya kepadaku sudah sampai  di jepang dua hari yang lalu. Setelah sampai di jepang kami langsung menuju ke rumah sakit mata yang ada di sana untuk memeriksaku. Detik berganti menit aku menanti berharap dengan cemas tentang hasil lab mengenai mataku. Setelah dua hari aku berada di jepang barulah operasi itu dilaksanakan dan kini aku sudah pulang ke tempat asalku di Jakarta setelah hampir dua bulan berada di negeri orang.
“ hai may pa kabar lama gak jumpa tambah catik aja “ “ ah kamu bisa ja Re “ , “ May dah denger belom ada cowok cakep lo di kampus kita “ “ ah lo cowok cakep mah banyak Re” . “ Tapi yang ini lain!” lain gimana?”… “sebenarnya sih mang dah lama cowok ini tapi kami baru tau kalau cowok ini tak pernah mau kenal ma cewek kampus tu aj baru kami tahu dari temen gokilnya dia” “ mang yang mana orangnya?...” “ itu tu yang …..nah itu oragnya kebetulan banget tu yang pakai tas n ranbutya di kuncit”.
Aku sedikit tak percaya dengan apa yang ku lihat sekarang ini, orang yang telah menyakiti hatiku kini satu kampus denganku ah…. Apakah benar apa yang ku lihat sekarang aku bertannya pada diriku sendiri dalam hati.
“ nah mey ngapain bengong hayo…. Kamu naksir juga kan?...”  si Rere yang emang belom tahu apa yang sedang aku fakir terus mengoceh . setelah pulang dari kuliah dikamarku, aku masih memikirkan apa yang aku lihat di kampus tadi apakah benar dia?.... oh Ega tak tahukah kau… setelah kejadian itu hatiku sangat sakit dan karena itu sakit mataku semakin parah bahkan mengalami kebutaan. Ega tega kau setelah kejadian itu tak pernah lagi ku dengar kabarmu. Oh Ega tega kamu…. Tanpa terasa air mataku meleleh membasahi pipi .
            “ Aku heran ma kamu Mey gimana sih cowok yang kamu cari semua cowok yang aku tunjukin ke kamu semuanya ga mau” pagi ini Rere mulai nerocos lagi mulutnya tapi walaupun begitu dialah satunya temen aku yang sedikit tahu tentang keadaanku yang menjenguk aku waktu aku ijin gak kuliah karena sakit mataku dulu.
Yah mungkin inilah nasibku, setelah aku tak bisa lagi mempertahankan kehormatanku yang selama ini kujaga dia seakan menjauh . sakit….sakit benar jika ingat masa itu.
           
            Pagi ini ketika aku hendak pergi ke perpustakaan, tanpa sengaja aku berpapasan dengan Ega, aku memang mendengar kalau Ega menyapaku dengan terbata – bata entah karena apa tapi aku melihat kalau dia sepertinya pucat.tapi memang benar hatiku sangat sakit karna luka itu ah… andai saja aku bisa, mungkin bukan hanya ku tampar wajah menawan itu tapi juga kan ku bunuh sekalian aku benci…benci!!!! Itulah yang selalu aku fikirkan.
Hari ini memang benar – benar suntuk bagiku, tadi ketemu ma Ega si brengsek itu siangnya ketika aku pulang mobilku kempes  ban juga ah sempurna kesialanku hari ini.

 Hatiku selalu terombang ambing , setelah bertemu Ega kemarin antara perasaan cinta dan benci saling bertempur entah kini aku semakin gelisah bila berfikir tentang semua. Semakin hatiku melupakan kenangan yang tercipta dulu, semakin jelas kenangan itu muncul kembali di ingatanku.

Aku juga heran, pernah sekali aku memergoki Ega ada di rumah tapi apakah itu benar -  benar Ega teman kecilku tapi sekaligus orang yang menyakitiku?... aku sering bertanya dalam hati ah itu mungkin hanya perasaanku saja mungkin karena pengaruh fikiranku yang sedang kacau karena terombang ambing antara cinta dan berciku terhadap si brengsek itu, tapi entahlah aku juga ga’ yakin akan semua itu yang aku fakir sekarang siapalah orang yang telah berbaik hati memberikan matanya untukku apakah orang itu memang sudah meninggal seperti yang di katakana mama sama papa tapi kenapa aku tak pernah sekalipun di ajak melihat pusaranya walau hanya sekedar mengucap terima kasih ataukah orang itu sebenarnya masih hidup hanya saja perempuankah atau lelakikah dia?.. andai dia perempuan aku akan menjadikannya saudara tapi jika dia lelaki aku akan menjadikannya pelindungku sebab memang pantas dia jadi pelindung dengan ikhlasnya dia memberikan harta yang tak ternilai ini yang kini sudah aku gunakan.

Hingga suatu hari tanpa sengaja sewaktu aku pulang kuliah mama seperti sedang bersenda gurau dengan gembira seperti bertemu saudara saja kelihatan akrap sekali dari luar, siapah gerangan tamu itu?... lalu perlahan aku mendekat takut menggangu keakraban mereka tapi benarkah yang aku lihat saat ini, apakah aku sedang bermimpi atau, benarkah itu Ega si brengsek itu berani beraninya dia dating kesini, akrap lagi dengan mamaku ah apakah aku sudah gila sekarang?..... dengan kasar ku menuju kemereka memastikan apa yang aku lihat “apakah gerangan yang terjadi ma?..!!” aku agak sedikit kasar berkata kepada mamaku. Lalu perlahan mama mulai menceritakan kejadian sebenarnya.
Ketika aku sakit rupanya ega sering mejengukku walau ia hanya berani melihatku dari jauh, mengirimiku bunga tanda kasih sayangnya kepadaku, semakin hari dia melihatku mengamuk meratapi nasibku dia semakin merasa bersalah atas apa yang di perbuatnya kepadaku dahulu maka dia menebusnya dngan tidak akan mengenal yang namanya seorang cewek lagi katanya hidupnya hanya untukku maka apapun akan dia berikan kepadaku dan ketika dia mendengar bahwa mataku bisa di obati dengan di ganti mata lain, lalu dia memeriksakan matanya ke dokter dan kata dokter mata dia cocok untukku lalu dia menemui kedua orang tuaku dan menceritakan semua apa yang terjadi dulu orang tuaku sedikit marah akan hal itu tapi marah itu berganti gembira mendengar apa yang ingin dia berikan kepadaku.
Mendengar tentang pendonoran mata teman gokilnya rupanya juga merasa bersalah suka menjahilin aku waktu aku baru masuk kuliah dulu maka dia pun bersedia mendonorkan matanya dengan imbalan di berikan modal untuk usaha dan matanya dig anti soflens agar kelihatan tak buta. Pantas waktu aku tak ada temanku si Rere bilang Ega ma temennya juga menghilang begitu saja seperti tertelan bumi ga ada kabar sampai aku pulang dia juga baru masuk kuliah lagi kini aku tahu semua cerita yang di simpan mama juga papa selama satu tahun ini dan kini aku semakin menjadi bimbang atas perasaan hatiku apakah aku pantas untuk selalu sakit hati kepada Ega kekasihku dulu?...

“ Berani menunduk ke bumi, berani datang untuk mencintaimu lagi.” Menit berlalu tanpa kata. Kusadar dia sedang menatapku, tapi aku tak memiliki keberanian untuk berbalik membalas tatapannya. Apalagi kebencian di hatiku masih bertarung dahsyat dengan cinta yang berusaha menyusup kembali masuk ke daratan hatiku. Aku tertunduk. Aku takut saat bola mataku kuarahkan padanya, dia memberiku senyum. Senyum yang lagi-lagi kuakui begitu manis. “Fiona mey, aku memang playboy. Itu kemarin! Tanpamu aku memilih untuk istirahat sejenak. Mengosongkan hati di antara kenangan manis yang pernah kita lalui, untuk merenung! Ternyata, aku nggak bisa berhenti mencintaimu.” Kucoba mengangkat wajah untuknya, mencari kesungguhan dari sinar matanya saat mengucapkan kalimatnya barusan. Tatapan mata tajam itu begitu teduh di bawah naungan alis tebal dan bulu mata lentiknya.
 Akh, aku nggak ingin terluka untuk kedua kalinya. Apalagi dengan orang yang sama. Benci ingin membawaku berbalik, tapi gerakanku kalah gesit, dia telah meraih pergelanganku lalu menghipnotisku dengan senyum manisnya. Kurasakan pertarungan benci dan cinta di hatiku telah selesai. Hatiku lelah, letih tak berdaya, dan memilih pasrah, saat Ega menyandarkanku di pelukannya.

Apa lagi sekarang aku telah tahu, bahwa bagian tubuhnya yang paling berharga telah menjadi bagian tubuhku juga.
“ Ega jujur aku juga masih sayang kamu seperti kamu menyayangiku tapi waktu itu mengapa kamu tega memperlakukan aku seperti itu?....Ega jika kau memang benar sayang sama aku seharusnya kamu sadar akupun rela jika kamu memang memintanya terus terang…..” lalu kamipun hanyut dalam fikiran senang dan entah apa lagi yang jelas rasanya kini dendamku tuk Ega tlah hilang terbang berganti cinta sejati yang selama ini aku impikan.

No comments:

Post a Comment