Saturday, May 28, 2011

CERPEN : cantik bukan segalanya! by fallon

“ah…sialan! Gue telat!” Rhin mengambil tas nya dan segera berlari menuju lift. “makanya…jangan kebanyakan begadang!” ujar Rizka. Manager Rhin. Sesampainya didalam lift itu,Rhin menemukan dua orang lelaki berbadan tinggi,dan berwajah tampan. Rhin mengernyitkan keningnya. Nampaknya wajah orang-orang ini tak asing baginya. Rhin mengabaikan pikirannya. Ia tak mau larut dalam pikirannya sendiri sehingga ia lupa bahwa seharusnya sekarang ia telah berada di lokasi syuting. Rhin merogoh saku celananya. Ia sedang mencari-cari i-pod kesayangannya.

Perlahan pintu lift terbuka. Rhin dan Rizka segera berlari agar  dapat mengejar waktu. Dua orang lelaki dibelakangnya juga ikut keluar dari lift. Setelah berhasil mendapatkan taksi dan duduk dengan tenang sambil berusaha mengatur nafasnya,Rhin baru teringat siapa sebenarnya orang di lift tadi. Bukankah mereka itu actor terkenal? “Riz…orang yang di lift tadi…” tanya Rhin sambil menoleh kearah Rizka. “oh…Daniel rahardian? Dia kan tinggal di apartemen itu juga?” Rizka memandang keluar jendela. Seolah tak mempedulikan tatapan Rhin. “Daniel rahardian…” Rhin mengucapkan nama itu dengan datar.
“Rhin…masa lo gak kenal sih? Lo ini kan artis…sesama artis gak saling kenal…parah.”
“huuh…yang gue pikirin itu cuman tidur Riz…ngapain coba,kenalan sana-sini sementara gue dah cape’ berat…”
“itu sih resiko lo jadi artis Rhin…”
***
“sorry…gue telat” Rhin menaruh tasnya ke meja. Ia duduk disalah satu kursi dan berusaha mengumpulkan nafasnya satu persatu. Ia memang berlari agar bisa sampai tepat waktu. “lawan main gue mana?” Tanya Rhin kepada Rizka. Rizka menunjuk kearah seorang lelaki. Rhin menyipitkan matanya. “eh…itukan…yang tadi ada dilift?” Rhin menunjuk-nunjuk kearah lelaki itu. “emang iya…” jawab Rizka dengan nada cuek. “lo kok gak bilang sih kalau dia lawan main gue?” Rhin menatap Rizka dengan tatapan mata membingungkan. “gue belum bilang yah?” Rizka balik bertanya. “OMG…lo itu manager gue atau bukan sih?”
“iyah…sorry deh…sana kenalan!” Rizka menunjuk kearah Daniel. “ogah ah…” Rhin mencibirkan bibirnya. “Rhin…kenalan ama lawan maen itu perlu!” Rizka mendorong tubuh Rhin. Dengan putus asa,Rhin menghampiri Daniel.
***
Lala masih berdiri di hadapan cermin. Ia menatap bayangannya sendiri. “gue harus berubah…gue pengen jadi cantik…” Lala memegangi pipinya,hidungnya,dan memperhatikan kulitnya yang hitam. Ia tau. Tak ada satupun dari anggota tubuhnya yang dapat dibanggakan. “gue ini kaya…gue bisa lakuin apapun yang gue mau…dan gue mau semua ini berubah…”Lala menengok kearah televise. Ia tersenyum sinis. “dan gue bisa jadi pacar Daniel rahardian…dengan uang yang gue punya…apapun tentunya bisa gue beli.”
Lala adalah putri tunggal dari seorang pengusaha kaya. Apapun yang Lala inginkan,pasti akan terpenuhi. Termasuk keinginannya untuk mengoperasi wajahnya,yang ia anggap jauh dari cantik. ia ingin,setelah ia melakukan semua itu,ia bisa mendapatkan Daniel rahardian. Actor tampan yang sedang naik daun. Dan satu-satunya jalan yang ia pikir dapat memenuhi keinginannya yaitu,dengan melakukan operasi plastic.
Bersambung...

No comments:

Post a Comment