Ia seperti telah mengetahui apa yang akan dikatakan kekasihnya. "apa Aku melakukansuatu kesalahan besar sehingga membuat air matamu menetes seperti itu..." Clarissa menggelengkan kepalanya. Ia semakin berat mengungkapkan isi hatinya. "apa Kamu ga suka sama bingkisan yangAku bawa??" Clarissa menggeleng lagi. "bukan itu Steven...!!!" Clarissa memberanikan diri berbicara. tapi Ia tetap tidak mampu melihat wajah Steven.
"Aku mau kita pisah..., cukup sampai disini" Clarissa menarik napas panjang dan menghentikan tangisnya. kemudian Ia meninggalkan Steven di ruang tamu rumahnya. Steven hanya dapat terdiam. Ia tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. seluruh dunianya mendadak gelap. hatinya tiba-tiba kosong. Hari Ulang Tahunnya yang telah Ia persiapkan dengan matang untuk mengajak belahan hatinya menikmati langit sore di sebuahpantai yang telah Ia pesan, kini hanya menjadi hari terburuk dalam hidupnya. Steven tiba-tibamerasa bahwa Ia hanya bermimpi. tapi ini adalah kenyataan. Ia dapat merasakan remuk redam hatinya saat itu secara nyata.
Clarissa akhirnya membuka bingkisan yang Steven tinggalkan dimeja ruang tamu rumahnya. Ia tetap membukanya. dengan perasaan yang ikuthancur seperti kertas kado yang Ia buka dengan tidak sabar. sebuah permencoklat dan bingkai foto yang memajang foto dirinya dengan Steven.foto itu terlihat sudah lama. Clarissa memandangi foto yang Ia pegang lekat-lekat. foto itu diambil ketika Clarissa dan Steven baru memulai masa-masa indah mereka. senyuman Clarissa dan tatapan matanya. melukiskan bahwaIa hanya tersenyumuntuk Steven. Hanya Steven yang terlihat tidak pernah berubah.
Tatapan hangat dan cinta masih selalu Ia dapatkan dari Steven. Clarissa memeluk erat foto yang Ia pegang. Bingkisan coklat esukaannyaIa buka. Clarissa memakan coklat pemberian Steven dengan air mata yang menetes tanpa henti. bingkai foto berwarna hitam berukirkan tulisan "I always beside You" pun tetap berada dipelukannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment