A tiny plant can change her life......
**
Bekerja di sini memang bukan yg terbaik. Tapi, cukup memuaskan. Kau bisa melihat beberapa orang mengambil setangkai atau bouquet yang indah untuk seseorang. Hal yg kulakukan disini adalah melayani dgn senyuman dan mereka membayarku.
Toko ini tak terlalu banyak pengunjung. Paling hanya 5-7 orang perhari. Aku jadi cepat bosan. Anehnya, aku tertarik dgn bunga-bunga.
Setiap kali seseorang membeli bunga dan keluar, aku mencatat nama bunga itu dan mencari informasi lebih lanjut. Setiap bunga punya arti.
Ini flashback semua kenangan yg ku alami...
**
Bocah berumur 9 tahun itu tersenyum padaku.
"Hey," sapaku. Dia menunduk, aku bisa melihat pipinya memerah. Bisa dilihat, karakter anak ini pemalu. "Ada yg bisa kubantu?"
Dia melihat ke sekeliling toko dan pandangannya tertuju ke sudut.
"Alium?" sahutku, sekaligus mengambil bunga itu. "Kau mau ini?" Dia mengangguk pelan. "Untuk apa?"
Dia menggaruk kepalanya yg tidak gatal. Uneasy. Dia gugup.
"You can tell me :)" bujukku.
"Uh, temanku sakit dan aku ingin memberinya 'hadiah'. Tapi, aku tak ada ide. Saat aku berjalan-jalan lewat sini, aku melihat toko bunga. Kupikir bagus juga."
Aku mengambil beberapa tangkai dan mengikatnya dengan pita hijau dan kuhias, lalu kuberikan pada anak itu. "Thank you. Harganya berapa?"
"Harganya 4 dollar - ya memang murah. By the way, temanmu sakit apa?"
"Uh," dia tak gugup lagi. "Dua minggu yg lalu, kami bermain di lapangan dan bola yg ditendangnya ada di tengah jalan raya. Tiba-tiba, ada mobil yg melaju kencang dan dia langsung terkapar. Aku kaget."
Air mata mulai membentuk di pinggir matanya.
"Lukanya tak terlalu parah. Tapi," dia berhenti sejenak. "Kaki kirinya patah dan dia harus tinggal di rumah sakit. Sangat lama. Kami semua ikut sedih."
Aku memegang bahu anak itu dan tersenyum. "Kau tahu? Alium adalah bunga yg cocok untuknya. Bunga itu melambangkan kekuatan."
Anak itu tersenyum lebih lebar. Dia berjalan keluar dan menatapku."Thank you, Angel..."
**
"Aku akan menyatakannya!" ucap laki-laki itu bangga.
Dia mengambil seikat bunga Chrysanthemum putih. Aku kaget. Bunga ini menyatakan sesuatu! Pasti untuk orang spesial.
"5 dollar. Pasti untuk orang spesial," ucapku.
Dia mengangguk mantap. "Yap! Aku akan menyatakannya kepada Lise. Dia suka warna putih.
"Oh, kalau begitu pilihanmu cocok," ujarku, memberinya semangat.
"Kenapa?"
"Karena Chrysanthemum putih melambangkan kejujuran, cinta sejati. Dia pasti akan menerimamu."
"Wow, aku tak tahu itu." Dia tersenyum.
"Lise pasti bahagia. Dia tak akan menyesalinya :D"
Dia menjabat tanganku sebagai tanda terima kasih. Lalu, dia pergi. Pergi untuk menemui Lise tersayang-nya.
**
Wanita itu memelukku penuh kasih.
"Welcome," sapaku ramah. Wanita paruh baya memasuki tokoku. "Ada yg bisa kubantu?"
Dia mengelap air mata yg hampir jatuh. Wajahnya merah dan matanya... penuh dgn kesedihan.
"Aku perlu-"
"Pasti sesuatu yg buruk terjadi, ya?" Tdk biasanya aku menyela pelanggan, tapi kali ini aku bisa melihat kepedihan di matanya.
"Ya. Tapi itu tidak perlu terjadi! Cathy seharusnya tetap hidup! Ini semua salahku..." Dia jatuh ke lututnya dan menangis. Aku segera memeluknya.
"Sssh, sudahlah. Aku tak tahu ttg hidupmu, tapi bunga yg cocok untuk kematian Cathy-mu bisa kucari." Dia gemetar sedikit mendengar kata Cathy.
Aku kedepan toko dan mengambil 2 ikat bunga.
"Ini," aku menyerahkannya. "Bunga Cypress. Melambangkan kesedihan, kematian. Kau taruh seikat bunga ini di makamnya dan yg lainnya untuk dirimu sendiri, untuk mengingat ttg dirinya. Dia akan selalu mengawasimu dari langit diatas. She's your guardian angel ;)"
Wanita itu tersenyum kecil dan memelukku. "Terimakasih. Terimakasih untuk ini, dia pasti sangat bahagia di sana..."
**
Aku terus bernostalgia.
Ada pemuda yg datang dan membeli bunga Lavender untuk gadis yg disukainya: Admiration.
Ada gadis berumur 16 tahun membeli bunga Hibiscus untuk ibunya, karena itu hari ulang tahunnya: Delicate beauty.
Seorang mahasiswa membeli bunga Iris biru untuk temannya, memberinya harapan untuk tidak gugup saat pidato: Faith, hope.
Ada juga gadis kecil lugu yg tak sengaja mencium bunga Lilac di tokoku dan aku menyarankannya untuk membelinya. "Untuk kakakku!" katanya: Youthful, confidence.
Seorang dari klub pecinta alam membeli bibit bunga Magnolia, dia sangat semangat untuk membuat kota lebih asri: Love of nature.
Hingga hari itu datang...
**
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment