Sunday, May 29, 2011

CERPEN : Danau itu Meneduhkan Ku by fallon

  Akhir-akhir ini SMK NU ghofarona gempar!!! Selidik punya selidik ternyata ada murid baru di sekolah ini. Namanya langsung meroket bak artis yang lagi naik daun. Dalam hitungan hari dia menjadi primadona di kelas. Sebut aja namanya Nia
Kenapa ya? Cantik? Bukan! Pinter? Juga bukan! Ternyata gara-gara cowok!!! Yup'z dia lagsung dikejar-kejar cowok populer di sekolah ini. Sebut saja Kahfi namanya. Dan yang mnghebohkan lg,

cowok itu pacarku!!! Menyebalkan!   Kehadiran murid baru ini langsung menjadi target Kahfi untuk dijadikan pelampiasan. Yup'z karena dah sebulan lebih aku sibuk dengan kegiatan ekskul yang seabrek-abrek. Spontan, hubungan aku sama dia langsung retak.   Sepulang sekolah, di depan gerbang tua.
" Kahfi, lia mau ngomong"
" Ngomong apa? Tinggal ngomong aja!" Jawab Kahfi ketus
" Kamu beneran suka sama Nia murid baru itu?"
  " Kakau suka kenapa? Kalau ga suka kenapa?     Kahfi diam sejenak
" Udah lah li, hubungan kita sampe disini aja!
"Deg! Ku terpaku. Terasa ada pedang yang menusuk. Sakit! Sangat sakit! Ku tak percaya hal ini! Terasa ada petir yang tiba-tiba menyambar telingaku. Hatikupun perih tak terperikan 
" Ya udah ga papa, mungkin ini yang terbaik untuk kita". Ku berusaha menjawab dengan tenang.Aku tak mau menangis di depan dia. Aku segera melangkah seribu kaki meninggalkan Kahfi di depan gerbang sekolah yang sudah  berjamur.  Kahfi pun tancap gas mengendarai motornya bak preman balapan liar.   Aku ga boleh lemah! Batinku mencoba tegarTiba-tiba butiran air mata hampir jatuh mengalir di atas pipiku. Segera tanganku menyeka air mata itu.

 Brukkk........Ku rebahkan badanku di atas kasur, air mata tak dapat aku bendung lagi. Aku peluk bantal guling erat-erat.
Ughhh...hiks...hiks....hiks....    " Aku benciii! Benciiii banget!!! 
" Kenapa Li? Masalah Kahfi lagi?"Rina sahabatku segera menghibur tepat disaat aku butuh dukungannya. Aku tak menyangka dia ada di sisiku. 
" Dia..........., dia mutusin Lia, rin!"Rina langsung diam, mungkin mencari kata-kata yang pas buat aku. 
" Udah lah Li, relain aja! Masih banyak ko' cowok yang lebih baik dari dia!!!..........Inget Li, mati satu tumbuh seribu!!! Rina mengeluarkan jurus andalannya untuk menghiburku.  
Ya Allah perasaan ini benar-benar sakit dan aku belum pernah merasakan sesakit ini sebelumnya.  
" Ya udah kamu sholat dulu gih, abis itu kita ke Citapen siapa tau kamu jadi lebih tenang."    Aku tersenyum menatap sahabatku. Aku salut sama sahabatku yang satu ini, dia tetap mengingatkan aku untuk sholat meskipun aku dalam keadaan seperti ini. 
Tiga puluh menit berlalu, aku dan Rina pergi ke Citapen sebuah tempat danau kecil yang indah. Mungkin lebih tepat disebut Situ, tapi masyarakat disini menyebutnya danau.     Aku lihat danau itu begitu tenang, menyejukan, luas, dan indah. Perasaanku terbawa dalam ketenangan danau itu.     " Aku ingin seperti danau itu, luas, tenang, dan mampu menampung semua yang ada di dalamnya. Danau itu tetap tenang meskipun di dalamnya tidak setenang yang orang-orang lihat, danau itu tetap mmberi keindahan meskipun di dalamnya tidak seindah orang-orang lihat. Yah, mlai sekarang aku hatus seperti danau itu, tetap tenang, mmberikan keindahan kepada orang-orang agar orang-orang di sekelilingku merasa bahagia, dan aku harus tetap tersenyum. Yah aku harus tetap tersemyum!!! Tekadku dalam hati. Keindahan danau itu memberikan energi positif untukku. Apapun yang terjadi aku harus tetap tersenyum dan membuat orang-orang bahagia. Pasti ada rencana yang indah dibalik ini semua.     Mataharipun kembali ke peraduannya, entah tenggelam ke arah mana. Entah tenggelam di ujung laut sana, atau bersembunyi dibalik pegunungan tinggi di ujung sana. Langitpun tampak kemerah-merahan tanda petang menjelang, pucuk-pucuk pohon bambu tampak bergoyang-goyang mengikuti arah angin seakan-akan ia hendak menyambut malam tiba, dan mengucapkn perpisahan pada siang hari.    Begitu juga aku, tak mau kalah dengan alam. Aku bergegas pulang, kembali ke duniaku. Kembali ke kehidupanku yang akan ku sambut dengan lapang dada dan senyuman.     Selamat tinggal kesedihan, selamat datang keceriaan.

No comments:

Post a Comment