Reno melihat wajahku yang muram, ia mengangkat kepalanya atas-atas seolah ia ingin dikasihani atas nama kasih sayang seoranganak kecil. Ya aku lagi-lagi harus menahan amarahku pada dona ibu reno karena tante yangakrab denganku adalah tante cerewet minta ampun, kalau kudengar omongan demi omongan seolah mau pecah gendang telingaku. Aku sudah kesal dengan semua tingkah lakunya.
Akupun kemudian berdiri dan keluar dengan penuh kepenatan. Aku temuiku burung kecil yangdisangkar tetangga yang sering mengejekku pada pagi hari. Aku dengar siulannya
Burung nuri itu kasihan juga, burung bebas itu harus sekian lama tanpa waktu dikandangain oleh wardoyo si penjaga warung yang kerjaannya jualan didepan jalan. Wardoyo mungkin lupa burung itu sudah rindu angin kebebasan, ia tidak ingat kerangken yang disediakan bagi rumahnya adalah penjara seumur hidupnya. Hidup demi nama keabadian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment